Arak Bali bukan cuma minuman keras tradisional asal Pulau Dewata—tapi juga bagian dari identitas budaya masyarakat Bali. Nggak heran kalau tiap tetes arak ini sarat akan nilai historis dan kearifan lokal.
Tapi banyak yang masih penasaran: sebenarnya Arak Bali itu terbuat dari apa, sih? Kenapa rasanya bisa beda banget dibanding arak-arak lain? Nah, biar nggak cuma jadi penikmat, yuk kenali lebih dalam bahan baku dan proses pembuatannya yang masih dijaga turun-temurun!
Arak Bali Dibuat dari Apa, Sih?
Kalau lo pernah nyobain Arak Bali, pasti lo notice rasa khasnya yang earthy, sedikit manis, dan kadang agak smoky.
Semua itu berawal dari satu bahan dasar utama yang sangat lokal: nira.
Nira adalah cairan alami yang disadap dari bunga kelapa, lontar atau enau. Nggak sembarang nira yang dipakai, harus yang masih segar, belum sempat kena oksidasi, biar fermentasinya optimal. Cairan ini kaya gula alami, air dan mineral, yang bikin hasil fermentasinya bisa maksimal menghasilkan alkohol.
Setiap jenis pohon punya cita rasa nira yang beda-beda:
- Nira kelapa: rasanya manis, cocok buat arak yang lebih halus.
- Nira enau: agak lebih kompleks, dengan sentuhan asam ringan.
- Nira lontar: biasanya lebih tajam dan cocok untuk arak yang bold.
Fun fact: selain untuk arak, nira juga jadi bahan dasar untuk gula aren dan tuak loh jadi emang versatile banget.
Proses Pembuatan Arak Bali (Tradisional Banget!)
Yang bikin arak Bali beda dari minuman keras lainnya bukan cuma bahannya, tapi juga cara pembuatannya yang masih sangat tradisional dan penuh filosofi.
Prosesnya terbagi dua: fermentasi dan destilasi.
1. Fermentasi
Langkah awalnya adalah fermentasi. Di tahap ini, nira yang udah disadap ditampung di wadah tertutup dan dibiarkan selama beberapa hari.
Di sinilah mikroorganisme alami bekerja mengubah gula menjadi alkohol. Fermentasi ini nggak pake bahan kimia, semuanya alami. Itulah kenapa rasa araknya bisa kompleks dan agak fruity.
Biasanya fermentasi berlangsung selama 2–5 hari tergantung cuaca dan jenis nira yang dipakai. Nggak ada mesin canggih, cuma insting dan pengalaman pembuatnya.
2. Destilasi
Setelah fermentasi selesai, cairan yang udah mengandung alkohol itu disuling lewat proses destilasi. Ini adalah proses pemisahan alkohol dari sisa cairan lainnya. Biasanya, alat penyulingannya dibuat dari tanah liat, bambu, atau drum logam yang disesuaikan secara lokal.
Uap alkohol yang naik akan ditangkap dan dikondensasi jadi cairan baru: itulah arak murni.
Proses tersebut butuh ketelitian tinggi, karena suhu dan waktu sangat memengaruhi kadar alkohol dan rasa akhirnya.
Oh iya, kadar alkohol arak Bali bisa mencapai 30–50% ABV (alcohol by volume) tergantung berapa kali disuling dan cara penyimpanannya yang hingga mempengaruhi hasil alkohol tinggi atau tidaknya.
Baca juga: 8 Minuman Alkohol Lokal Khas Indonesia: Dari Tradisi Jadi Cerita
Arak Bali: Lebih dari Sekadar Minuman Keras
Buat masyarakat Bali, arak itu bukan cuma buat hura-hura. Arak punya peran penting dalam ritual keagamaan, upacara adat, bahkan jadi simbol rasa syukur dan kebersamaan.
Beberapa keluarga bahkan masih punya resep turun-temurun yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Karena statusnya yang begitu penting, sejak 2020 Arak Bali udah resmi ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Pemerintah Provinsi Bali. Bahkan kini ada juga Arak Bali legal yang diproduksi secara profesional tapi tetap mempertahankan cara produksi tradisional.
You might also like
- 3 Kreasi Fruit Cocktail Seru Buat Meriahin Halloween Party!
- 3 Moodboard Intimate Wedding Gaya Unik dan Kekinian
- House of PATS Resmi Berevolusi Jadi PATS X!
- Dos & Don’ts Fine Dining Biar Nggak Salting di Acara Fancy