Lo pasti udah sering banget denger kata “skena” sliweran di TikTok, Twitter, sampe obrolan di coffee shop.
Tapi sebenernya, arti skena tuh apa sih? Apakah cuma sekedar gaya hidup anak nongkrong? Atau lebih dari itu?
Nah, biar lo nggak salah kaprah dan nggak ketinggalan update sama kosakata urban kekinian, yuk kita bedah bareng-bareng soal istilah ini. Mulai dari asal-usulnya, makna sebenernya, sampe kenapa bisa jadi identitas anak muda di Jakarta dan kota besar lainnya.
Asal Usul & Arti Sebenarnya dari “Skena”
Secara harfiah, kata “skena” sering diasosiasikan dari kata “scene” dalam bahasa Inggris. Artinya? Bukan cuma “adegan” dalam film, tapi lebih ke suatu komunitas, subkultur, atau pergerakan sosial yang punya gaya hidup, nilai dan referensi yang mirip-mirip.
Misalnya nih:
- Skena musik = komunitas yang suka genre tertentu (kayak punk, indie, techno, dll)
- Skena kopi = circle anak-anak yang demen nongkrong di coffee shop dan ngulik manual brew
- Skena fashion = mereka yang aware banget sama style Y2K, thrift, atau streetwear lokal
Jadi bisa dibilang, “anak skena” bukan cuma orang yang suka nongkrong, tapi lebih ke mereka yang jadi bagian dari gaya hidup atau kultur tertentu yang punya ciri khas kuat.
Kalau lo sempet nemu singkatan aneh-aneh kayak Sua-Cengkerama-Kelana, itu lebih ke plesetan kreatif aja dari netizen. Lucu sih, tapi bukan asal usul aslinya.
Kenapa Istilah Skena Populer Banget di Kalangan Gen Z?
Ada beberapa alasan kenapa istilah ini jadi nge-hype banget:
- Era Post-Pandemi = Nongkrong Comeback Setelah 2 tahun di rumah, orang-orang khususnya anak muda butuh ruang buat ekspresi dan koneksi sosial. Skena jadi tempat buat “belonging” lagi.
- Algoritma Sosmed Dorong Kultur Mikro TikTok & IG Reels ngangkat subkultur kecil jadi viral. Lo follow satu anak skena musik, eh besok explore lo isinya kopi dan vintage fashion semua.
- Identitas Baru yang Lebih Fleksibel Gen Z nggak terlalu suka dilabeli mainstream. Lewat skena, mereka bisa punya “identitas sosial” yang lebih cair dan personal.
Ciri-Ciri Anak Skena: Bukan Soal Baju Doang
Nah, lo mungkin udah sering liat outfit khas anak skena.
Tapi jadi anak skena tuh lebih dari sekadar penampilan. Ini dia elemen-elemen khasnya:
1. Referensi Musik Niche
Mereka biasanya punya playlist yang out of the box. Dari shoegaze, city pop, sampe post-rock pokoknya anti Spotify Top 50 banget deh.
2. Tempat Nongkrong yang Hidden Gem
Nggak bakal lo temuin di mall. Biasanya lebih ke studio musik kecil, coffee shop yang interiornya industrial, atau bar dengan genre techno & alternative.
3. Style Kasual Tapi Penuh Statement
- Kaos band lawas
- Cargo pants/baggy jeans
- Docmart, New Balance, atau Converse 70s
- Totebag gede + hoodie vintage
- Kacamata bening & aksesori nyentrik
4. Obrolannya Penuh Referensi
Mulai dari ngomongin zine lokal, gigs underground, sampe ngobrolin isu sosial & politik ringan. Bukan cuma nongkrong kosong, tapi ada taste-nya.
Baca juga: 111+ Bahasa Gaul Jaksel Kekinian yang Bikin Lo Auto Nyambung!
Polisi Skena: Si Paling Purist, Si Paling OG
Kalau ada yang nyebelin di dunia skena, itu adalah “polisi skena”. Ini sebutan buat orang-orang yang ngerasa paling ngerti, paling duluan suka, dan paling valid jadi anak skena.
Mereka biasanya suka judge orang lain karena:
- Selera musiknya “kurang dalam”
- Outfit-nya “terlalu mainstream”
- Nongkrongnya “baru kemarin sore”
Padahal skena itu seharusnya inklusif dan saling support. Kalau lo nemu yang kayak gini, jangan dibales toxic. Cuek aja. Karena skena bukan kompetisi, tapi ruang ekspresi.
Evolusi Skena: Dari Musik ke Gaya Hidup
Menariknya, skena sekarang udah meluas banget. Bukan cuma musik, tapi juga:
- Skena kopi: Mereka yang hobi ngopi sambil ngobrolin proses brewing sampe origin beans
- Skena fashion lokal: Aktif dukung brand indie dan thrift, suka eksperimen style
- Skena seni visual: Nongkrongnya di galeri seni atau nonton film arthouse
- Skena party: Anak-anak yang hidupnya dari rave ke rave, biasanya pecinta techno, house, atau jungle
Semua ini menunjukkan kalau skena udah jadi lifestyle yang punya tempat di banyak bidang. Fleksibel, dinamis, dan terus berkembang.
Skena Jakarta: Mini Ekosistem di Dalam Kota
Jakarta jadi kota yang subur banget buat skena tumbuh. Dari selatan sampe barat, ini beberapa spot yang sering jadi basecamp anak skena:
- Kemang: Bar techno, gigs indie, coffee shop artsy
- Cikini: Galeri seni, acara zine fest, diskusi komunitas
- Blok M: Skate park, bursa thrift, dan tempat nongkrong nyeni
- SCBD hidden bars: Buat yang suka skena party classy
Setiap daerah punya vibe dan subkultur yang beda. Tapi semua tetap nyambung lewat satu benang merah: semangat komunitas dan eksplorasi gaya hidup.
Baca juga: 7 Kalimat Bahasa Inggris Buat Traktir Teman ala Anak Jaksel!
Penutup: Lo Termasuk Anak Skena, Nggak?
Gini deh, jadi anak skena itu bukan soal baju paling edgy atau playlist paling obscure. Tapi soal lo punya sense of belonging di komunitas yang lo suka.
Lo bisa aja anak skena musik, anak skena kopi, atau anak skena yang cuma pengen cari vibe. Semua valid. Semua punya tempatnya.
Yang penting? Jangan jadi polisi skena. Karena kultur hidup tuh berkembang, bukan dilindungi pake ego.
You might also like
- Kerja Jadi Bartender Kayak Apa Sih? Ini 5 Faktanya!
- 3 Moodboard Intimate Wedding Gaya Unik dan Kekinian
- House of PATS Resmi Berevolusi Jadi PATS X!
- 6 Cara Digital Detox Meeting biar Kerja Makin Efektif




